Pelan - pelan kukatakan pada suamiku, adikku membutuhkan biaya nanti untuk registrasi kuliah bulan Juli, sedangkan ayah mungkin tidak bisa diharapkan. Sedangkan beasiswa yang selama ini diterima hanya bisa dipakai untuk kebutuhan sehari - hari, dia sekarang jarang pulang karena dia tidak tega meminta ayah uang. Aku bilang, aku mau menabung setiap bulan kusisihkan sedikit, nanti kan tidak terasa.
Akhirnya terpaksa aku bilang, dulu kamu aku bayarin wisuda dan kuliahmu sekarang aku minta tolong gantian aku bayarin buat adikku, kataku pada suamiku dengan pelan dan hati - hati (waktu itu aku mengambil tabunganku yang kupunya sejak aku belum menikah), meskipun aku sebenarnya tidak mau mengungkit2 semua itu, aku ikhlas, tapi kepada siapa adikku minta bantuan kalau tidak dengan kakaknya.
Meskipun kadang kuakui aku kadang bersikap beda dengan keluarga suamiku, agak sulit kalau mengeluarkan uang untuk mereka, bagiku aku lebih berhutang budi pada keluargaku yang selama ini jauh lebih membantuku ketimbang mereka, yah aku memang gak adil, karena aku bisa bersikap seperti itu karena terkadang mereka juga gak adil padaku dulu, tapi aku berusaha tidak dendam, karena aku tau suamiku adalah bagian dari mereka, aku sayang dengan suamiku sepenuh hati, jika aku sayang padanya maka aku juga harus menyayangi bagian dari dia, sejelek apapun semuanya tidak ada yang sempurna di dunia ini, bahkan keluargaku pun juga tidak sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar