Senin, Januari 14, 2008

MENANGGAPI SIKAP

Date: Tue, 8 Jan 2008 01:01:39 -0800
From: chu_i_lan@yahoo.com
Subject: Tukang CUKUR
To: chu_i_lan@yahoo.com

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut
dan merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat
pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan,
dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.
Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".

Kenapa kamu berkata begitu ??? timpal si konsumen.
Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan... untuk
menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan
ada sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan
ini semua terjadi.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia
tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi
meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada
orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar
(mlungker-mlungker-istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak
dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,
Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.
Si tukang cukur tidak terima, Kamu kok bisa bilang begitu ??.

Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!
Tidak! elak si konsumen.
Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan
rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar
sana, si konsumen menambahkan.

Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!, sanggah si tukang cukur.

Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka
tidak datang ke saya, jawab si tukang cukur membela diri.
Cocok! kata si konsumen menyetujui.
Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !
Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan
TIDAK MAU MENCARI-NYA.

Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
Si tukang cukur terbengong !!!

JIKA KAMU BERPIKIR TUHAN ADA, TERUSKAN INI KE ORANG LAIN!!!
JIKA TIDAK, HAPUS SAJA !!!
(Message ini dikirim oleh seorang Atheis..)
Jika seorang Atheis saja bisa bicara seperti itu, kenapa Kita yang
benar2 percaya padaNya tidak bisa berbuat lebih...
GBU All....

Bagaimana pendapat Anda tentang dialog diatas?
Yah, setiap orang pasti beda menyikapinya, dari sisi dia percaya pada Tuhan pun dialog di atas menurut saya tidak dapat dijadikan sepenuhnya merupakan contoh yang mengena. Setiap manusia mempunyai pendapat yang berbeda - beda, apalagi itu sudah beda dalam sisi agama la wong pendapat dalam satu rumah aja beda apalagi lain ras, lain agama dan lain suku. Bagaimana menurut Anda?
Dan apakah setiap kejadian buruk dan kesedihan yang menimpa itu dijadikan patokan bahwa seseorang itu tidak percaya pada Allah?Dan apakah kejadian buruk dan kesedihan itu akan berakhir jika seseorang itu percaya pada Allah.
Dalam ajaran Islam, setiap manusia adalah khalifah di muka bumi ini, dan dia diberi tugas dan kewajiban untuk beribadah kepada-Nya dengan melaksanakan kebaikan - kebaikan dan menjalani hidup yang telah digariskan oleh Tuhan pada setiap umatnya. Kenapa demikian? Ada yang mengatakan wah tidak adil, karena setiap manusia tidak sama garis hidupnya dan berbeda keberuntungannya di dunia.
Setiap manusia meskipun keberuntungannya berbeda tetapi tentu saja diberikan problema dan masalah juga, dan setiap orang diberikan Tuhan masalah sesuai dengan kemampuannya, ada orang yang mengatakan itu adalah ujian, ada yang mengatakan itu adalah cobaan, ada yang mengatakan itu karena Allah sayang kepada kita. Yang pasti apapun namanya, segala persoalan itu memacu kita apakah kita kuat dengan serangan setan yang menjadi musuh nenek moyang manusia yang jika kita bisa mengatasi godaan setan untuk tidak berbuat sesuatu yang tidak baik maka kita akan kembali ke surga atau jika kita kalah maka kita akan ke neraka menjadi teman setan(Hawa dan Nabi Adam nenek moyang manusia yang pernah tinggal ke surga karena setan mereka akhirnya tinggal di dunia).
Semakin besar persoalan yang dihadapi manusia, merupakan tanda bahwa dia telah diangkat dalam tingkatan tertinggi dalam kehidupan manusia dalam ketakwaannya terhadap Allah, dan jika dia bisa mengatasi persoalan dengan baik maka dia akan lebih diutamakan dalam tingkatan surga yang lebih tinggi daripada manuasia yang lain(Ada beberapa tingkatan surga dalam Islam).
Ada juga manusia yang tidak percaya dengan Tuhan. Kalau masa lalu berabad - abad sebelum masehi, mereka tidak percaya dengan alasan Tuhan itu sesuatu yang bisa dilihat, mereka tidak percaya sesuatu yang tidak terlihat. Oleh karena itu batu, benda - benda menjadi sembahan mereka.
Pada saat sekarang, manusia tidak percaya pada Tuhan karena tidak masuk akal, percaya pada sesuatu yang tidak kelihatan, sesuatu yang magis.
Saya percaya pada Tuhan, Allah S.W.T, sebagai umat Islam.
Bukankah setiap segala sesuatu yang ada di alam semesta ini pasti ada yang menciptakan.
TV, Radio, dan Elektronik lainnya misalnya diciptakan oleh manusia, tentu saja manusia ada yang menciptakan bukan?
Allah memang tidak dapat dilihat dengan mata, bukankah ciptaannya pun ada yang tidak dapat dilihat dengan mata (udara). Pencipta pasti jauh lebih hebat dari yang diciptakan. Bukankah Tornado dan Tsunami sangat dahsyat, maka Sang Penciptanya pun jauh lebih hebat.Dia yang mengendalikan segala hal, Dia bisa saja membuat sesuatu tumbuh, lahir, hidup, bahkan bisa membuatnya musnah dan mati ataupun hancur berkeping - keping dan memperbaiki keadaan itu lagi menjadi baik atas kehendak-Nya pun bisa. Manusia yang hampir mati dan tidak ada harapan hidup dalam dunia kedokteran hasil teknologi ciptaan manusia bisa saja kembali membaik,tentu saja manusia harus berusaha Tuhan yang menentukan. Manusia yang menciptakan TV, bisa saja menambah jaringan teknologi TV itu atau mungkin saja merusak TV itu bahkan memusnahkannya pun bisa atau memperbaiki
TV itu lagi menjadi bagus lagi pun bisa dengan kemampuan manusia.

Setiap orang punya prinsip dan pendapat masing - masing, dan setiap orang tidak bisa menilai apakah orang lain itu benar - benar tidak percaya pada Tuhan atau percaya pada Tuhan karena itu menyangkut hati seseorang, tak seorang pun bisa membaca hati seseorang. Itu adalah pribadi masing - masing. Bahkan tak seorang pun berhak menilai apakah yang dilakukannya jauh lebih baik dari apa yang dilakukannya, karena penilaian itu hanya Tuhan yang tahu. Apakah kita sudah benar melakukan apa yang kita lakukan dalam penilaian Tuhan dan mendapatkan nilai sempurna dan masuk surga. Hanya Tuhanlah yang tahu, belum tentu orang yang dicerca dan dianggap buruk lebih baik dari kita. Yang penting kita telah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan selalu berusaha untuk berbuat baik dan tidak merugikan orang lain.





1 komentar:

ishtar mengatakan...

Tuhan ada, titik.