Senin, Januari 28, 2008

SIMBAH HARTO

Kalo dilihat dari usianya, aku tentu saja bisa kan memanggil Mbah, karena aku sepantaran dengan cucu beliau.
Bukannya nimbrung atau ikut-ikutan, meskipun beliau tidak kenal aku, paling tidak aku tahu dulu bagaimana beliau memimpin. Yah, memang di dunia politik toh ada yang pro ada yang kontra, namanya juga politikus. Seandainya aku juga jadi beliau bukan mungkin lagi, tapi pasti aku akan mendapat kritikan, hujatan, atau bahkan decak kagum dan rasa terimakasih serta perasaan iba melihat keadaan beliau. Entah apapun itu yang jelas beliau sudah tiada dan apapun kesalahan beliau atau pun pengabdian beliau sudah tiada gunanya lagi diperdebatkan. For What? Semuanya itu sudah ditutup seperti layaknya manusia yang meninggal yang sudah tidak akan membawa apapun dari dunia ini kecuali meninggalkan nama dan membawa amalan-Nya, seperti disinggung oleh beliau saat beliau mengemukakan laporannya tentang Yayasan Darmais, bagi yang pro itulah pernyataan yang setulusnya bahwa memang orang hidup itu akan membawa amalannya di akhirat nanti, tapi bagi yang kontra mereka menyebut pernyataannya adalah omong kosong belaka.
What ever you say, pro atau kontra kah, yang jelas kita telah kehilangan orang besar yang memberi warna dalam kehidupan bangsa Indonesia. Salah atau benar, semua itu kita kembalikan kepada Tuhan, pengadilan dunia bukanlah patokan bahwa seseorang itu salah atau benar, pengadilan dunia bisa saja direkayasa.

Selamat Jalan Mbah...............


Tidak ada komentar: