Rabu, Januari 30, 2008

KEHUJANAN


Karena keasyikan ngutak atik komputer dan dunia maya di komputer, sore itu aku dan temen - temen, kami bertiga masih tidak sadar kalau diluar kantor hujan deras dan angin ribut, padahal aku sudah tahu 2 hari sebelumnya kalau cuaca kemaren bakal hujan dan angin melalui ramalan cuaca. Tiba - tiba listrik mati, kami langsung bingung dan spontan kami langsung ngacir ke luar setelah kantor kami kunci. He..he...lucu banget. Sampai di gang jalan masuk kampungku juga mati listriknya, aku agak khawatir kalau licin dan gak ada sinar kecuali sinar petir yang menyambar. Diujung gak aku melihat seorang laki - laki memakai mantel dan senter , dia berhenti tanpa bersuara trus mengikutiku, sejenak aku bingung. "Siapa ya, kamu yang?" kutanya. Dia ketawa.

Selasa, Januari 29, 2008

MOBILKU MELUNCUR DI RUMAH ORANG


Pagi itu, minggu pagi tepatnya, Pak Iradi memindahkan parkir mobilnya di sebelah rumah tetangga. Kebetulan kawasan tersebut juga penuh dengan jurang dan lembah. Tiba - tiba para warga di kejutkan oleh bunyi berdebum. "Bummmmm." suara itu mengagetkan aku juga yang sedang enak-enaknya nonton TV. Semuanya menuju lokasi kejadian. Ternyata sekali lagi mobilnya Pak Iradi bikin gara - gara. Sekarang mobil itu menancap di samping rumah Pak RT yang kebetulan rumah itu ada di tepi jurang. Untung saja ada rumah Pak RT, coba kalau tidak wah bisa meluncur ke jurang dan menimpa rumah - rumah penduduk lainnya. Akhirnya Pak Iradi memanggil derek untuk menarik mobil itu karena dengan kekuatan para warga belum cukup mampu menggeser mobil itu."Oh mobilku jangan bikin gara - gara lagi dong." kata Pak Iradi

MALING KURANG AJAR (Cerita lucu 1)

Pagi ini suasana kesibukan tampak. Tadi malam Pak Iradi sudah terlelap dalam mimpi sejak jam tujuh malam. Capek sekali rupanya. Di kantornya kesibukannya begitu menguras tenaganya hingga dia tidak tahu apa yang terjadi.
Pagi itu dia bermaksud untuk segera ke kantor. Setelah siap - siap, dia bergegas mengemudikan mobilnya yang diparkir di jalan raya, jl. Dr. Wahidin karena komplek perumahannya tidak dapat dimasuki mobil dan tidak tersedia garasi.
"Brum...brum........" begitu dia menancap gas, sayang mobil itu tak sedikitpun melaju dari tempatnya.Ada apa gerangan.
"Hah....dasar maling kurang ajar." katanya.
Ternyata 4 roda mobilnya lenyap entah kemana. Aduh bagaimana?

NENEKKU TADI MALAM

Tadi malam setelah suamiku mampir motor dia ternyata gak pulang2. Nenek yang tau bahwa jumlah orang di rumah kurang satu uring2 alias marah2. Semua orang diomeli. Ternyata suamiku ada di belakang rumah lagi nongkrong sama tetangga. He..he...tau gak saking sebelnya bude bilang ke nenek,' Kae wis balik, opo meh dikeloni (Tuh sudah pulang apa mau disuruh nemeni tidur (istilah untuk anak kecil).'
Aku dan suamiku ketawa.

MABOK


Badanku gak enak, tadi pagi uwek - uwek alias muntah - muntah, tadi malam udah dikerokin sih tapi gak tau kenapa masih gak enak. Aku mabok. Aku minum obat dan seluruh badanku kukasih kayu putih. Trus aku berangkat kerja. Semoga sampai nanti sore fine - fine aja.

Senin, Januari 28, 2008

MIMPIKU (Bagian 3)

Aduh aku tidak ingat.Apa ya, besok deh kuceritakan lagi. Yang jelas pagi ini bangun jam 3.15 untuk sahur, Insya Allah aku puasa hari ini. Kepalaku agak kemut2 karena aku abis solat subuh jam 4.10 tidur sebentar, bangun lagi jam 5 pagi untuk mandi. Bajuku sebagian dah kucuci tadi malam sebelum tidur, soalnya aku kadang gak enak, bude tiap hari nyuci bajuku, aku sebenernya gak minta biar aku yang nyuci tapi malah dia cepet2an sama aku nyucinya, dasarnya aku kadang aku nunggu dua hari atau seminggu nyuci, abis cuman sedikit kan sekalian, akhirnya sering2 di dahului bude. Suamiku minta ijin aku hari ini mau ikut voli di dekat kantornya. Jadi nanti pulang agak malem. Yo wis. Gak papa deh.

SIMBAH HARTO

Kalo dilihat dari usianya, aku tentu saja bisa kan memanggil Mbah, karena aku sepantaran dengan cucu beliau.
Bukannya nimbrung atau ikut-ikutan, meskipun beliau tidak kenal aku, paling tidak aku tahu dulu bagaimana beliau memimpin. Yah, memang di dunia politik toh ada yang pro ada yang kontra, namanya juga politikus. Seandainya aku juga jadi beliau bukan mungkin lagi, tapi pasti aku akan mendapat kritikan, hujatan, atau bahkan decak kagum dan rasa terimakasih serta perasaan iba melihat keadaan beliau. Entah apapun itu yang jelas beliau sudah tiada dan apapun kesalahan beliau atau pun pengabdian beliau sudah tiada gunanya lagi diperdebatkan. For What? Semuanya itu sudah ditutup seperti layaknya manusia yang meninggal yang sudah tidak akan membawa apapun dari dunia ini kecuali meninggalkan nama dan membawa amalan-Nya, seperti disinggung oleh beliau saat beliau mengemukakan laporannya tentang Yayasan Darmais, bagi yang pro itulah pernyataan yang setulusnya bahwa memang orang hidup itu akan membawa amalannya di akhirat nanti, tapi bagi yang kontra mereka menyebut pernyataannya adalah omong kosong belaka.
What ever you say, pro atau kontra kah, yang jelas kita telah kehilangan orang besar yang memberi warna dalam kehidupan bangsa Indonesia. Salah atau benar, semua itu kita kembalikan kepada Tuhan, pengadilan dunia bukanlah patokan bahwa seseorang itu salah atau benar, pengadilan dunia bisa saja direkayasa.

Selamat Jalan Mbah...............


Jumat, Januari 25, 2008

BU YATI BUKAN?


Tgl 22 January 2008, kalau aku tidak salah tanggal dan hari. Waktu itu aku pulang paling telat. Aku baru keluar dari ruang kantor setelah mengunci pintu sekitar jam 17.45 sore. Yang jelas waktu itu aku balik ke kantor habis dari toilet Bu Yati (Cleaning Service) di tempat kerjaku lagi berdiri di dekat lemari es, entah lagi ngapain dia tepat didepan gelas2 yang dipakai guru. Gerakannya pelan ngelap gelas yang sudah dicuci, aku kemudian negur " Bu, kok belum pulang?" agak keras. Masak diem aja, dia gak peduli. Aduh dalam hati "Wah bener gak ini Bu Yati". Trus aku ke ruang kantor dan meneruskan kegiatanku, memang semuanya sudah pulang. Aku buka komputernya yang dekat telepon soalnya habis itu aku juga pengen pulang. Bu Yati yang tadi sibuk di dekat lemari es mendekati aku dan tanya Mbak gak pulang mbak? . Nanti Bu sebentar lagi, kataku. Aku heran, soalnya kok tumben jam segitu Bu Yati blum pulang. He..he...dari pada aku mrinding - mrinding dan security nya mematikan lampu2 di lorong dan di ruang tengah jadi suasananya tambah buat aku mrinding, turn off, kumatikan komputer dan aku cabut pulang....Hi...hi...bener gak sih, sampai sekarang aku masih lupa tanya sama bu Yati, itu Bu Yati atau bukan?

MIMPIKU (Bagian 2)

Aduh, aku mimpi aneh bener aku tadi malam. Apa kali aku terlalu banyak tidur ya. Aku tidur jam 8 bangun jam 4 pagi. Habisnya kalo pulang kantor badanku kaku banget. Suamiku aja tadi malam tidur awal. Jam 10 katanya dia sudah tidur.
Aku mimpi di kendal atau somewhere else aku gak kenal tempat itu, tapi kayak2 di Kendal tapi juga bukan. Disitu aku bertemu dengan banyak orang, anehnya aku seperti bekerja tapi di suatu tempat yang ada dokternya, perawat dan ada juga apoteker dan asisten, ada juga pekerja yang masuk2 kan obat, tapi malah aku disitu disuruh jagain kayak sebuah toko yang nyambung dengan tempat itu dan didepanku tiba2 aku jualan kerudung, eh kerudungnya salah satu disitu ditarik2 sama anjing dan dibawa lari. Kemudian aku ditarik orang, dia ngajak aku keluar ruangan itu, kemudian aku dikasih minum, kayaknya kopi susu atau kopi aku lupa yang jelas bukan teh, tapi seingatku tidak kuminum, aku berbicara dalam bahasa inggris dengan dia, he..he...lucunya aku bisa lancar berbahasa inggris, dia bukan orang indonesia tapi masih orang asia. cewek.
Trus, kemudian aku berada di tempat lain dimana keberadaan ayahku meskipun agak tersamar, ayah beli kayak tikus tapi berwarna putih, ada yang kecil ada yang besar banyak banget. Mereka mengeluarkan kotoran dan membuat bau serta pemandangan tak sedap di rumah kendal. Aku juga gak suka dengan keadaan itu. Sebelum mimpiku berakhir, aku kembali pindah di sebuah lokasi dimana ada pak Amin (guru IT) dan sepertinya di sekolah tempatku bekerja. Tak seorang pun ada kecuali Pak Amin sedang mondar - mandir disitu, kemudian aku menuju ke lorong, dimana ada ruang kelas 7 dan ruang lain tapi tak seorang pun disana. Di kantor pun tak ada orang, trus aku enggak inget alias terbangun.

Kamis, Januari 24, 2008

ADIKKU (Mimpiku Bagian 1)


Pagi ini jam 6, adikku menelponku, Syamil anaknya sudah maen di tetangga. Adikku lagi sendirian di rumah. Dia curhat padaku, liburan ini dia tidak dapat gaji karena dia guru honorer di sekolah di daerah Cikarang. Hanya mengandalkan gaji yang 200rb. Untung dia masih punya tabungan. Aku tau hidupnya jauh lebih sulit dari aku. Tapi aku juga tidak tau bagaimana hidupku. Entahlah kemaren malam ibuku masuk dalam mimpiku, dia bilang adikku yang ini meninggal, padahal seingatku ibuku yang bicara padaku dalam mimpi itu yang meninggal di dunia nyata. Hoho aku tersadar di dalam mimpi. Trus ada banyak anak2 kecil disana, salah satu anak laki2 itu kutanya. Ikut ya dengan tante, dia tidak mau. Trus lari. Kurasa itulah jawaban dari mimpiku. Adikku lagi susah disana.Sabar ya...kita semua sedang diuji....sejak ibu dan nenek gak ada.

TUNGGU YA

Aku jadi pengen buat cerpen setelah kisahku dimuat di Majalah Cempaka. tunggu tanggal mainnya ya.....

Rabu, Januari 23, 2008

DURIAN

Memang lagi musim duren, aku dan suamiku juga ikutan nimbrung beli duren. Pagi - pagi sekali setelah servis motor, aku dan suamiku jalan - jalan ke daerah gunung pati. Kita nawar segerombol duren, dalam kelompok itu ada yang warna kuning ada yang agak hijau. Kata penjualnya semuanya matang. Tadinya harga Rp. 75 ribu kita tawar menjadi 55 ribu dapat empat biji. 3 buah dibawa ke Candi (rumah nenek dan bude), karena yang pesan bude, 1 dibawa ke Tegalsari (rumah mertua). Apa yang terjadi, yang di rumah mertua tidak matang masih muda dan tidak bisa dimakan. Wah, suamiku gak enak, terpaksa deh malah jadi utang duren. Gara - gara kejadian itu, suamiku mau beli 2 buah nanti kalau gajian buat ganti duren yang mentah.

KOK BISA


He..he..aku mesti ngomong apa ya.Bingung,kok bisa ceritaku dimuat di cempaka edisi 42 ; 17 -23 Januari 2008. Lucu banget, kok bisa padahal aku iseng aja. Yah memang itu murni kisahku yang sesungguhnya semoga aja tidak ada orang yang tersinggung membacanya. Aku tidak mengada - ada dan polos kuceritakan tanpa ditutup-tutupi.

Selasa, Januari 22, 2008

SIMBAH

Si nenek, aku jadi gak enak karena tadi pagi uangnya aku tuker buat ongkos angkut. Gara - gara cuman 10 ribu, simbah bongkar -bongkar, dikeluarin tabungannya, disebar dan dihitung ulang setelah nukerin aku.

Senin, Januari 21, 2008

IBU

Aku ingin ibu!!!!!!!!!!!!!!!!
Ibu!!!!!!!!!!!!!! dimana kau!
Aku kangen bu!!!!!!!!!
Adel, aku ingin Anakku!!!!!!!!!!!!!!
dimana kamu nak!
Ibu rindu!

SEPATUKU

Pagi hari seperti biasa aku siap - siap pergi ke tempat kerja. Ternyata ada kulupakan, kemaren minggu aku menjemur sepatuku di atas genting dan tak seorangpun mengingatkanku dan aku benar - benar tidak ingat sama sekali kalau sepatu itu masih diatas genting sampai pagi itu aku mencarinya. Sepatuku dua - duanya yang kupunya yang sering kupakai masih nangkring di atas atap genting. Untung tadi malam tidak hujan jadi tidak basah. Oh sepatuku maafkan daku.

Sabtu, Januari 19, 2008

MR. BUSY

There has never been anybody quite like Mr Busy. He could do things ten minutes as fast as ever you or I could.
For instance, if he was reading this book, he'd have finished it by now.
He lived in a very busy-looking house which he'd built himselt,
As you can see.
It had lots of doors and windows. and do you know what it was called?
Weekend cottage!
Do you know why?
Because that's how long it took him to built it!
One fine summer morning, Mr Busy was up and about bright and early at 6 o'clock.
He jumped out of bed and had a bath, and cleaned his teeth, and cooked his breakfast, and ate his breakfast, and read the paper, and washed up, and made his bed, and cleaned the house from top to bottom.
By which time it was 7 o'clock.
Busy Mr. Busy!
Now, next door Mr Busy lived someone who wasn't quite such a busy person.
Mr Slow!
If he was reading this book he'd ....read....it...like...this!
He'd still be on the first page!
And that same fine summer morning, at five past seven, when Mr Busy knocked at his door, Mr Slow was fast asleep in bed.
He'd gone to bed for an afternoon nap the day before, and somehow hadn't woken up until he heard Mr Busy knocking at his door.
"Who's ...that...knocking...at...my...door?" he called downstairs.
"Good morning," cried Mr Busy."Can I come in?"
And, without waiting for an answer, he went inside.
"Where are you?" he called.
"Up...stairs,"came the slow reply.
So Mr Busy went upstairs, two at a time.
"Good heavens!" he said."You're still in bed!"
And he made Mr Slow get up.
And he made his bed for him, and cooked his breakfast for him, and cleaned his house for him.
Poor Mr. Slow.
He ated to be rushed and fussed.
"Right," said Mr Busy briskly. It's a fine day. Let's go for a picnic."
Mr Slow pulled a face.
" I....don't like ...picnics," he complained.

HELLO MY SISTER

"Hai "S", kamu baik - baik ya ati - ati di jalan", kataku dalam hati. Eh mana tau orang dibilangin dalam hati. Wah semoga kamu baca blogger ini kelak. Semoga Allah memberikan limpahan kebahagiaan dunia dan akhirat, dan jaga dirimu baik - baik. Aku percaya Allah pasti selalu melindungimu dan menjagamu dalam setiap langkahmu karena tak seorangpun sekarang yang bisa sepenuhnya memperhatikanmu dan menjagamu. Biasanya ibu, meskipun kita berjauhan di Kendal dan di Semarang, ketika ibu ada seakan - akan ibu melindungi kita dan mengayomi kita. Tapi sudahlah, setiap manusia hanya menunggu saja kapan akan diambil. Satu persatu dari makhluk di bumi ini pasti akan lenyap dan menghilang dari bumi ini.
Jaga dirimu baik - baik, kalau pun kelak kamu menikah, pertimbangkan matang - matang, persiapkan segala sesuatu masak - masak jauuuuuuuh hari sebelumnya, dan pertimbangkan resikonya. Karena pernikahan memang menempuh hidup baru, hidup yang jauh lebih banyak rentetan persoalan yang tidak akan ada akhirnya hingga kita mati. Tapi bagi kita pernikahan itu ibadah, disinilah kita diuji benar - benar keimanan kita untuk jauh lebih bersabar meskipun waktu masih single sudah bersabar, dan dituntut untuk jauh lebih bertakwa karena banyak hal yang menggoda kita untuk jauh lebih enggan menjalankan kewajiban yang diperintahkan_Nya.Tapi itulah ibadah bagi kita...Kamu sudah sampai ke UNNES blum. nanti kalo sudah buka blog ini kamu masuk ke message di CBOX di Blog ini ya......

Kamis, Januari 17, 2008

SNOW WHITE and the SEVEN DWARFS


by Walt Disney's

ONE UPON A TIME, long, long ago, a lovely Queen sat by her window sewing. As she worked she thought, If only I had a little daughter, how happy I would be."

Dreaming, she pricked her finger with her needle. Three drops of blood fell on the snow white linen.
"How lovely my little girl would be if she had lips as red as blood, skin as white as snow and hair as black as ebony,"thought the Queen.
Some time later, a little daughter was born to the Queen, and she was just as beautiful as the Queen had hoped she might be.
The happy mother decided to call her baby Snow White.
But the Queen was very ill, and when Snow White was still a little girl, her mother died.
Snow White's father, the King, was broken hearted. For many years he was sad and lonely.
But at last the lonely King married again, and there was great rejoicing in the land.
His new Queen was very beautiful to look upon, but alas, her heart was cold and cruel.
The Queen was vain, too. She would spend hours dressing herself in fine clothes, and brushing her black hair. Then she would stand by the mirror and admire herself.

She was so vain that she wanted to be the most beautiful woman in the kingdom.
Now the Queen's most prized possession was a magic mirror. Every day she asked it.

Mirror, mirror on the wall, Who is the fairest of us all?

If the mirror replied that she was the fairest in the land, the Queen was happy, and all was well. But sometimes another lady was named. Then the Queen would fly into such a terrible rage that the people around her trembled with fear. And the wicked Queen would order the poor lady to be killed.
Meanwhile, Snow White was growing up to be more and more beautiful. And as well as being pretty, she was so sweet natured that everyone loved her - everyone but the Queen.
The Queen looked at Snow White jealously. At last she could stand the sight of the lovely Princess no longer. She banished Snow White to the servants' quarters.
Snow White's fine clothes were taken away from her, and she had to dress in rags like the other servants.
And like the other servants, Snow White had to work very hard. She slaved from early morning until late at night, scrabbling and cleaning the palace floors, washing the dishes, sewing and mending the Queen's clothes.
As she worked, she would sing so sweetly that the birds would come to listen to her voice.

"She will soon lose her beauty," thought the wicked Queen."For who can call her lovely in her old rags, and with her hands roughened by work?"
Nevertheless, the Queen went to her mirror and day after day asked the same question :

Mirror, mirror on the wall, Who is the fairest of us all?

The wicked, vain Queen was still afraid that one day Snow White would grow up to be more beautiful than anyone else in the land.

While she worked, Snow White dreamed beautiful daydreams about a handsome Prince. Some day, she knew, he would come and carry her off to his castle in the clouds.

If seemed to the jealous Queen, as she watched Snow White, that the Princess grew in loveliness as each day passed.
And indeed, though Snow White wore ragged clothes, her beauty was plain to see.
At last came the day the Queen had been dreading.

Mirror, mirror on the wall, Who is the fairest of us all?


she said. And the mirror replied :

Her lips blood red, her hair like night,
Her skin like snow, her name-Snow White!

The angry Queen called her huntsman to her.
"Take the Princess into the forest and bring me back her heart in this jeweled box,"she said.
The huntsman bowed his head in grief. He had no choice but to obey the Queen's command.

OFF INTO THE FOREST went Snow White and the huntsman next day. The Princess, not knowing what was in store for her, skipped along beside the huntsman, now stopping to pick violets, now singing a happy tune.
At last the huntsman, heartbroken, fell to his knees beside the Princess.
"I cannot kill you, Princess," he said,"even though it is the Queen's command. Run into the forest and hide, and never return to the castle."

Alone in the forest, Snow White wept with fright. But she was not really alone, she found. All the little woodland animals were here friends. And, chirping and chattering happily, they led her to a new home.
It was a sweet little, tiny little house in the woods the animals showed Snow White. But no one was home, and when she looked in the window, my, what an untidy sight met her eyes! The sink was piled with unwashed dishes, and everything was thickly blanketed with dust.
"Maybe the children who live here need some : one to keep house for them," said Snow White.
"Let's clean their house."

So in they went. And with the help of her new forest friends, Snow White soon had that little house spic and span.
Then she went upstairs and fell sleep across the seven little beds.
As she slept, home from work came the seven little men who lived in that house in the woods.

Hi - ho, hi - ho,
It's home from work we go !


sang the seven little men - the Seven Dwarfs.
Then they saw their little house, just as Snow White had seen it. But they knew at once that something was changed! It was clean!
Up the stairs crept the Seven Dwarfs. And there they found Snow White Just waking up.
"Oh!" cried Snow White. " I know who you are." She had read their names on their beds. "You're Dopey and Sneezy and Happy and Grumpy and Doc and Bashful and Sleepy!"
Snow White told the Dwarfs about the wicked Queen's plot, and they insisted that she must stay with them.
"Supper is not quite ready yet," said Snow White, who was very pleased to be asked to stay.
"You'll just have time to wash."
"Wash?" cried all the little men, They had almost forgotten what the word meant. But they were soon scrubbed clean, and even Grumpy got a soaking.
The Seven Dwarfs soon grew to love Snow White and her merry ways.
The next morning, instead of going to work in their mine, the Seven Dwarfs decided to make a beautiful new bed for Snow White.
The seven little men would not have worked so happily they could if they could have seen beyond the forest. The wicked Queen had learned that Snow White was still alive. And now, disguised as an old woman, she was making her way to their very own house, with a poisoned apple for Snow White!
When the Dwarfs had left Snow White that morning they had warned her to stay in the house. "Be careful of strangers!" Grumpy had said, as Snow White kissed him good - by.
And Snow White had promised that she would be careful.
Later that day the old woman knocked at her door.
Alas! Snow White could not resist the magic apple. She took one bite, and sank lifeless to the floor.
Hurrying away, the wicked Queen fell into a deep chasm, and was never seen again. But that did not bring Snow White back to life.
The sorrowing Dwarfs laid her upon bed of gold and crystal, and kept watch over her night and day.
One day a handsome Prince came to the forest and saw Snow White. Charmed with her beauty, he kissed her. At last Snow White awoke! The Seven Dwarfs danced with joy, and the Prince carried her off to his castle in the clouds. ***






PAGI INI



Nenekku kelihatan sangat tua sekali.

Rabu, Januari 16, 2008

MR. LAZY


By Roger Hargreaves


Mr. Lazy lives in Sleepyland, which is a very lazylooking and sleepylike place.
The birds in Sleepyland fly so slowly they sometimes fall out of the sky.
The grass takes so long to grow it only needs cutting once a year.
Even the trees are lazylooking and sleepylike.
And do you know what time everybody gets up in Sleepyland?
The answer is, they don't get up in the morning.
They get up in the afternoon!
And, acidentally, this way a Sleepyland clock looks like.
Everything takes so long to do there's only time for four hours a day!
Anyway, this story starts with Mr. Lazy being fast asleep in bed. In Sleepyland they call that being slow asleep!
He spends rather a lot of time in bed. It's his favourite place to be!
He opened his eyes,yawned,yawned again - and went back to sleep.
Later, Mr. Lazy opened his eyes again, yawned , yawned again, and went back to sleep again.
Much later, Mr. Lazy got up and went to make his breakfast.
We say breakfast, although really it was teatime.
He put the kettle on to make some tea. Kettles take two hours to boil in Sleeyland!
Then he toasted a slice of bread. Bread takes three hours to go brown in Sleepyland.
Toast never gets burnt there!
While he was waiting for his kettle to boil and his bread to toast, Mr. Lazy went into the garden of Yawn Cottage - which was where he lived.
He sat down on a chair. And you can probably guess what happened next.
That's right. He yawned, and yawned again, and went to sleep.
Suddenly he woke up with a jump, which is something that doesn't happen very often to Mr. Lazy.
And the reason he woke up with a jump was because of the noise.
"WAKE UP", said the noise.
"WAKE UPWAKEUPWAKEUP."
There were two men standing in front of him.
"I'm Mr. Busy,"said one of the men.
"And I'm Mr. Bustle," said the other.
"Come along now," asid Mr. Bustle busily.
"We can't have you sleeping all day," added Mr. Busy, bustling Mr. Lazy to his feet.
"but who are you?" asked Mr. Lazy.
"We're Bustle and Busy," they replied.
"Oh," said Mr. Lazy.
"Come along now," said Mr. Busy,"we haven't got all day."
"But...," said Mr. Lazy.
"No time for buts," said Mr. Busy."or ifs," added Mr. Bustle.
"There's the wood to chop and the beds to make and the floors to clean and the coal to get and the windows to polish and the plates to wash and the furniture to dust and the grass to cut and the hedges to clip and the food to cook!"
"And the clothes to mend," added Mr Busy.
"Oh dear," groaned Mr. Lazy in a daze."The wood to clean and the beds to get and the floors to cut and the coal to cook and the windows to make and the plates to mend and the furniture to chop and the grass to wash and the hedges to dust and the clothes to clip?"
He'd got it all completely wrong he was in such a daze.
Then Bustle and Busy set Mr Lazy to work.
Chopping and making and cleaning and getting and polishing and washing and dusting and cutting and clipping and cooking and mending.
Not to mention all the fetching and carrying!
Poor Mr Lazy.
"Now," they said when he'd finished,"it's time for a walk!"
And off they set on the longest walk Mr Lazy had ever been on.
Mr Lazy is one of those people who never walks when he has a chance of sitting down, and never sits down when he has a chance of lying down.
But this day he had no choice. The made him walk for miles and miles and miles, until he felt his legs must be worn right down to his body.
Poor Mr. Lazy!
When they arrived back at Yawn Cottage, Mr Busy said,"Right!Now for a run!"
"Oh no," groaned Mr Lazy.
"When I blow this whistle," said Mr Bustle producing a whistle, you've got to start running."
"As fast as you can,"added Busy.
Mr Lazy groaned a deep groan, and closed his eyes.
Mr Bustle put the whistle to his lips.
"Wheeeeeeeeeeeee," whistled the whistle.
"Wheeeeeeeeeeeee," went the whistle.
Mr Lazy, poor Mr Lazy, started to run.
But his legs weren't getting him anywhere.
He opened his eyes and looked down to see why.
And the reason his legs weren't getting him anywhere, was because he was sitting on a chair in the garden.
And there was no sign of Mr Busy and Mr Bustle!
It had all been a terrible dream!
And the whistle was the whistling kettle boiling in the kitchen!
Mr Lazy heved a sigh of relief.
And then he went into the kitchen, and sat down to have his breakfast, and to think about his dream.
But you know what happened next, don't you?
"Wake up, Mr Lazy!"
"WAKEUPWAKEUPWAKEUP!"

Selasa, Januari 15, 2008

SUHARTO & INDONESIA

Gencar-gencarnya orang melakukan banyak hal yang ada hubungannya dengan Suharto, mantan Presiden RI. Ada yang cari keuntungan, ada yang ikut prihatin, ada yang menyalahkan, ada yang tidak peduli. Yang pasti yang harus diurusi adalah bukan itu, yang seharusnya itu dipikirin itu kenapa harga kedelai naik, tempe aja harganya tinggi, apa yang tidak naik sekarang, semua naik. Mau makan apa sekarang, kata seorang buruh tani. Haruskah orang Indonesia makan nasi dengan garam lagi atau lebih parah lagi mereka makan galih (isi gedebok pisang), jika tidak ada apakah manusia dari tanah kembali ke tanah dan makannya juga tanah?

Senin, Januari 14, 2008

MENANGGAPI SIKAP

Date: Tue, 8 Jan 2008 01:01:39 -0800
From: chu_i_lan@yahoo.com
Subject: Tukang CUKUR
To: chu_i_lan@yahoo.com

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut
dan merapikan brewoknya.
Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat
pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan,
dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan.
Si tukang cukur bilang,"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".

Kenapa kamu berkata begitu ??? timpal si konsumen.
Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan... untuk
menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada,
Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar?? Jika Tuhan ada, tidak akan
ada sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan
ini semua terjadi.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia
tidak ingin memulai adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi
meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada
orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar
(mlungker-mlungker-istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak
dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,
Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.
Si tukang cukur tidak terima, Kamu kok bisa bilang begitu ??.

Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!
Tidak! elak si konsumen.
Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan
rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar
sana, si konsumen menambahkan.

Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!, sanggah si tukang cukur.

Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka
tidak datang ke saya, jawab si tukang cukur membela diri.
Cocok! kata si konsumen menyetujui.
Itulah point utama-nya!. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !
Tapi apa yang terjadi... orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan
TIDAK MAU MENCARI-NYA.

Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini."
Si tukang cukur terbengong !!!

JIKA KAMU BERPIKIR TUHAN ADA, TERUSKAN INI KE ORANG LAIN!!!
JIKA TIDAK, HAPUS SAJA !!!
(Message ini dikirim oleh seorang Atheis..)
Jika seorang Atheis saja bisa bicara seperti itu, kenapa Kita yang
benar2 percaya padaNya tidak bisa berbuat lebih...
GBU All....

Bagaimana pendapat Anda tentang dialog diatas?
Yah, setiap orang pasti beda menyikapinya, dari sisi dia percaya pada Tuhan pun dialog di atas menurut saya tidak dapat dijadikan sepenuhnya merupakan contoh yang mengena. Setiap manusia mempunyai pendapat yang berbeda - beda, apalagi itu sudah beda dalam sisi agama la wong pendapat dalam satu rumah aja beda apalagi lain ras, lain agama dan lain suku. Bagaimana menurut Anda?
Dan apakah setiap kejadian buruk dan kesedihan yang menimpa itu dijadikan patokan bahwa seseorang itu tidak percaya pada Allah?Dan apakah kejadian buruk dan kesedihan itu akan berakhir jika seseorang itu percaya pada Allah.
Dalam ajaran Islam, setiap manusia adalah khalifah di muka bumi ini, dan dia diberi tugas dan kewajiban untuk beribadah kepada-Nya dengan melaksanakan kebaikan - kebaikan dan menjalani hidup yang telah digariskan oleh Tuhan pada setiap umatnya. Kenapa demikian? Ada yang mengatakan wah tidak adil, karena setiap manusia tidak sama garis hidupnya dan berbeda keberuntungannya di dunia.
Setiap manusia meskipun keberuntungannya berbeda tetapi tentu saja diberikan problema dan masalah juga, dan setiap orang diberikan Tuhan masalah sesuai dengan kemampuannya, ada orang yang mengatakan itu adalah ujian, ada yang mengatakan itu adalah cobaan, ada yang mengatakan itu karena Allah sayang kepada kita. Yang pasti apapun namanya, segala persoalan itu memacu kita apakah kita kuat dengan serangan setan yang menjadi musuh nenek moyang manusia yang jika kita bisa mengatasi godaan setan untuk tidak berbuat sesuatu yang tidak baik maka kita akan kembali ke surga atau jika kita kalah maka kita akan ke neraka menjadi teman setan(Hawa dan Nabi Adam nenek moyang manusia yang pernah tinggal ke surga karena setan mereka akhirnya tinggal di dunia).
Semakin besar persoalan yang dihadapi manusia, merupakan tanda bahwa dia telah diangkat dalam tingkatan tertinggi dalam kehidupan manusia dalam ketakwaannya terhadap Allah, dan jika dia bisa mengatasi persoalan dengan baik maka dia akan lebih diutamakan dalam tingkatan surga yang lebih tinggi daripada manuasia yang lain(Ada beberapa tingkatan surga dalam Islam).
Ada juga manusia yang tidak percaya dengan Tuhan. Kalau masa lalu berabad - abad sebelum masehi, mereka tidak percaya dengan alasan Tuhan itu sesuatu yang bisa dilihat, mereka tidak percaya sesuatu yang tidak terlihat. Oleh karena itu batu, benda - benda menjadi sembahan mereka.
Pada saat sekarang, manusia tidak percaya pada Tuhan karena tidak masuk akal, percaya pada sesuatu yang tidak kelihatan, sesuatu yang magis.
Saya percaya pada Tuhan, Allah S.W.T, sebagai umat Islam.
Bukankah setiap segala sesuatu yang ada di alam semesta ini pasti ada yang menciptakan.
TV, Radio, dan Elektronik lainnya misalnya diciptakan oleh manusia, tentu saja manusia ada yang menciptakan bukan?
Allah memang tidak dapat dilihat dengan mata, bukankah ciptaannya pun ada yang tidak dapat dilihat dengan mata (udara). Pencipta pasti jauh lebih hebat dari yang diciptakan. Bukankah Tornado dan Tsunami sangat dahsyat, maka Sang Penciptanya pun jauh lebih hebat.Dia yang mengendalikan segala hal, Dia bisa saja membuat sesuatu tumbuh, lahir, hidup, bahkan bisa membuatnya musnah dan mati ataupun hancur berkeping - keping dan memperbaiki keadaan itu lagi menjadi baik atas kehendak-Nya pun bisa. Manusia yang hampir mati dan tidak ada harapan hidup dalam dunia kedokteran hasil teknologi ciptaan manusia bisa saja kembali membaik,tentu saja manusia harus berusaha Tuhan yang menentukan. Manusia yang menciptakan TV, bisa saja menambah jaringan teknologi TV itu atau mungkin saja merusak TV itu bahkan memusnahkannya pun bisa atau memperbaiki
TV itu lagi menjadi bagus lagi pun bisa dengan kemampuan manusia.

Setiap orang punya prinsip dan pendapat masing - masing, dan setiap orang tidak bisa menilai apakah orang lain itu benar - benar tidak percaya pada Tuhan atau percaya pada Tuhan karena itu menyangkut hati seseorang, tak seorang pun bisa membaca hati seseorang. Itu adalah pribadi masing - masing. Bahkan tak seorang pun berhak menilai apakah yang dilakukannya jauh lebih baik dari apa yang dilakukannya, karena penilaian itu hanya Tuhan yang tahu. Apakah kita sudah benar melakukan apa yang kita lakukan dalam penilaian Tuhan dan mendapatkan nilai sempurna dan masuk surga. Hanya Tuhanlah yang tahu, belum tentu orang yang dicerca dan dianggap buruk lebih baik dari kita. Yang penting kita telah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan selalu berusaha untuk berbuat baik dan tidak merugikan orang lain.





Rabu, Januari 09, 2008

Pagi ini


Cerah sekali pagi ini, entah nanti hujan atau tidak. Semoga ada kabar gembira dari dunia ini.

Senin, Januari 07, 2008

ADUH NENEK JANGAN GITU DONG


Nenekku seperti biasa, tiba - tiba dia minta ini minta itu tanpa memperhatikan sekelilingku. He..he...aku kadang bingung dan pusing sendiri. Kemaren , dia mempunyai keinginan yang banyak banget. Sampai - sampai buat neg perut. Habisnya mana mungkin dia minta bintang padahal aku gak punya sayap untuk mengambilnya. Aduh salah, yanjg bener adalah dia minta rumahnya di renovasi dari ujung ke unjung, aku suruh tenang saja dia punya uang rp. 80.000,- buat benerin semuanya. Aduh, nenek? Permintaannya yang lain adalah lemari - lemari pakaian bude dan punyaku mau dijual dan diganti dengan lemari triplek yang gede. Aduh, jangan gitu dong nek. Kita sayang sama nenek, tapi tolong mengertilah kita. Yang penting kita gak kelaparan dan gak kehujanan, ada tempat berteduh, makan seadanya, urusan rumah dan lemari gak usah dipikirin. Biar hati kita tenang.