Aku bukannya tidak ikhlas menerima semua ini, tapi aku kangen dengan orang - orang yang telah menghiasi hidupku. Kelak nanti aku juga menunggu giliran. Soalnya setiap manusia dan apapun yang ada di dunia ini tidak akan ada yang abadi. Musnah.
Tubuh manusia sebenarnya sama halnya dengan mesin yang bisa diperbaiki, tapi jika kerangka utama mesin itu telah rusak tentu saja tidak bisa diganti lagi suku cadang yang lain. Tidak mungkin kan nyawa bisa dipindah ke tubuh yang lain yang masih bagus. Emangnya perangkat software computer yang bisa disimpen kesana kemari.
Aku kangen ibu yang dulu sering bercerita padaku tentang banyak hal. Aku kangen emak yang selalu memberi petuah dalam hidupku, emak bagi ayahku tapi kami semua memanggilnya sama seperti ayah memanggilnya emak. Aku kangen mbah kaji, kakekku yang dulu sering membawakan aku buku cerita dan mengajarkan kami tentang ilmu pengetahuan, aku kangen dengan pakde yang selalu memasok bahan makanan bergizi ketika kami masih kecil dan selalu memberi uang saku aku dan ponakannya yang lain hingga kami bisa punya baju, sepatu dan kami bisa makan enak. Bisa beli susu dan lain2 karena kami hidup pas2an.
Mbah Slamet yang sering memarahi kami jika kami ceroboh tapi Dia sayang pada kami.
Anakku yang meski cuma 10 hari kudekap dalam gendongan dan dalam tidurku, yang sangat lucu. Aku sangat kangen mereka, kapan ya aku bisa merasakan kembali berkumpul bersama orang2 itu. Kembali seperti dulu.
Kapan rasa bahagia hadir dalam hidup yang kekal, mungkin di ujung sana, di sisi lain sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar