Jumat, Maret 14, 2008

TEGALSARI

Aku masih tidak percaya kalau suamiku tadi malam bercerita bahwa dia sudah berdiskusi tentang rumah ibunya di Tegalsari. Aku mengerti kalau dia ingin membantu orangtuanya, tapi terkadang dia melupakan kalau sekarang dia punya istri. Dia bilang kalau ibu menyuruhnya untuk mendiskusikan hal tersebut denganku, tapi apa buktinya, toh percuma saja untuk apa? mendiskusikan apa?toh semua material bahan bangunan untuk merenovasi rumah Tegalsari sudah dibeli dengan meminjam uang PKK ibu dan ibu minta suamiku untuk ikut membayarnya.

Aku sempet sakit hati, kesel banget, semalam aku diamkan suamiku dan aku sempet bersitegang dengannya, tetapi itu bukan sikap yang dewasa sadarku, toh tidak akan menyelesaikan masalah sama sekali dengan diam dan saling mengedepankan ego masing - masing. Aku berusaha berpikir jernih, berusaha untuk membuang jauh - jauh kekesalanku. Aku tidak akan mengungkit - ungkit semua hal yang sempet membuatku kesel tinggal di Tegalsari dan sampai aku kehilangan anakku kalo itu tidak terjadi.

Aku tahu dia anak pertama dari keluarganya, kadang aku juga kesal karena adiknya laki - laki yang juga sudah berkeluarga tidak diberikan kewajiban untuk ikutan ditarik iuran renovasi rumah.

Suamiku bilang dia mau bantu cuma bulan besok saja, selebihnya tidak, tapi aku gak percaya 100 % karena dia pernah bohong padaku karena bulan kemaren dia juga ambil uang dagangannya buat nambahi minjami keluarganya padahal juga sudah kukasih, toh uang yang dipinjam yang tak kasih juga buat dia, aku gak minta lagi ke dia.
Bukannya aku gak boleh membantu pendanaan itu, tapi aku masih belum selesai melunasi uang pegadaian yang juga dulu dipakai untuk renovasi rumah Candi.Meskipun renovasi itu hutang budeku tapi aku wajib membantunya, soalnya kamar yang direnovasi juga kamar yang dipakai aku dan suamiku juga meskipun penataannya bener2 amburadul.

Aku sempet berpikir, kemaren cuaca yang tadinya cerah tiba2 berubah jadi hujan deres dan klilap nyamber2 dan akibatnya rumah Tegalsari kebanjiran, bocor semua sempet membuatku merenung. Apa mereka membohongi aku jadi seperti itu. Ah, sok tau ya. Pastinya memang cuaca selalu berubah.

Sorry ya....buat semua aja yang sakit hati baca ini, soalnya aku bener2 sebel.

Tidak ada komentar: